Minggu, 06 Januari 2019

link kawan

Muzayyin : https://amuecangkreng.blogspot.com Rizal : https://belengsabe.blogspot.com Kholeq : https://Kholikmumfarisa.blogspot.com Wahed : https://wahedgokil.blogspot.com Adi : https://adizainurrahman.blogspot.com Fahmi : https://fahmi024.blogspot.com Raysal : https://raysal4far.blogspot.com Abul : https://olardeun.blogspot.com Sufyan Yhya : https://Yahya288.blogspot.com Mahmudi : https://Mahmudisarjana.blogspot.com Wiro : https://dealovalakarlhibelih.blogspot.com Sukri : https://Sukriyantogaul.blogspot.com Nasihinn : https://nasihinajha.blogspot.com Hadi : https://hadihasbullah.blogspot Yogi : https://habibsetyoapriyogi.blospot.com Salim :https://mohammadsalimbarizi. Blogspot.com Ramdhan :https://Ramdhanpemrograman.blogspot.com Malik :https://Malikurrahman1.blogspot.com Abd hamid :https://OgenkHamid01.blogspot.com Yaqin :https://aqinrancakmania.blogspot.com Fikih :https://khmuhammadfiqih.blogspot.com Hanafi :https://pembururawit.blogspot.com Faizin :https://faizinvespa.blogspot.com Kamil :https://kamilkhuluqi.blogspot.com Bias pandu : https://beritabps.blogspot.com Zaki. : https://zakkibiaunillah.blogspot.com Wariono : https://wariyonosukorejo.blogspot.com Malik : zivanka.blogspot.com Pras : https://pangeran angin-angin.blogspot.com

6.teman kuliah terbaikku

asslamualaikum wr.wb
gimana kabarnya kawan sekarang saya akan memosting 7 teman kuliah terbaikku.
oke lansung saja di simak yoo.....

1. Ahmad Faizin
dia ini merupakan teman sekaligus sahabat buat saya karna dari sd sampai sekarang kuliah kita selalu bersama. Dia ini orangnya menyenangkan suka bergurau enak pokoknya...

2. wariyono
nah untuk yang wariyono dia ini enak di ajak berteman dan juga saya dan wariyono berangkat bersama dari rumah ke kampus jadi untuk yang ini terlihat lebih akrablah.

3  hadi hasbullah
nah yang hadi ini saya kenal di kampus dia baru masuk belom kenal ni ceritanya dia dia kayak pendiam dan cuman bergaul dengan teman rumahnya saja. setelah kenal bicaranya enak bicara 
4. abu afifi
nah ini untuk yang ini sering dipanggil afifi kayak mobil ya hehehe.
dia orangnya ke kampus selalu pakai kopyah . dia orangnya asik enak di ajak bicara dengan catatan harus kenal akrab.


6. Muhammad Salim Barizi
ini dia teman saya yang bernama salim barizi ini juga kayak teman saya yang bernama imam hanafi kalau hanafi di panggilannya agok kalau salim barizi panggilannya ayek gimana lucu bukan nama sama panggilan berbeda jauh. hehehehe




Nama :imam hanafi
TTL   :situbondo 15 mei 1999
alamat:sumberejo
FB     :imam hanafi
email :imamhanafitenar@gmail.com








Sabtu, 05 Januari 2019

Dosen-ku Mahasiswa


Banyak pelajaran berharga selama 10 hari di kota situbondo. Dan semuanya tak mungkin bisa aku tulis satu-satu dengan pena ini. Berbekal dari minimnya pengetahuan dan pengalaman selama SMA aku tetap bertekat melanjutkan perjuangan yang sebenarnya belum di mulai sama sekali. Kuliah di universitas ibrahimy hal yang mungkin sudah cukup luar biasa bagiaku. Sebelum lebih lanjut membaca cerita ini, lebih dahulu kenalin nur fitria, biasa teman-teman memanggilku fitri, aku seorang mahasiswi baru di universitas ibrahimy
Di setiap langkahku menuju kampus selalu di liputi rasa takut, minder, dan difikiranku hanya terisi oleh hal-hal negative yakni hal-hal buruk yang kemungkinan terjadi nanti, besok atau lusa yang seharusnya tak perlu difikirkan, bahkan terlintas pun takpantas di dalam fikiran seorang yang sekarang telah menjadi mahasiswa. Fikiran fikiran itu nampaknya cukup kuat menguasai diriku. Perlu adanya motivasi ekternal yang ekstrim.
“fitri, …”. Aku mendengar seseorang memanggilku, tapi saat kutolehkan kepalaku tak seorangpun berada tepat diblelakangku. Yang terlihat hanya sekerumunan mahasiswa yang sedang antri mengambil makan siang di dapur asrama tempatku tinggal sekarang. Dan akupun tak terlaulu menghiraukan kejadian itu. Fokusku hanya pada satu novel di genggamanku yang berjudul ‘Daun Yang Jatuh tak Pernah Membenci Angin’ karangan Tere Liye.
Ospek telah berlalu, sepertinya patut untuk dirindukan suasana ospek, tak seperti mos sma yang penuh amarah kakak kelas. Orientasi kali ini membawa sebuah kedamaian , dan ketentraman, kenyamana dan cinta. Bicara masalah cinta mungkin terlalu dini untuk seorang mahasiswa baru seperti saya. Tapi cinta tak mungkin lepas dari kehidupan setiap insan, karena cinta merupakan anugrah terindah yang diberikan Tuhan untuk hamba_Nya. Tak terhitung sudah berapa kali aku merasakan yang namanya cinta, mulai dari SD, SMP, SMA dan kuliah yang baru berjalan kurang lebih dua bulan ini. Tak bisa dipungkiri setiap orang pasti akan jatuh cinta pada seseorang yang terlihat rapi,menawan, dewasa dan bijaksana. Itu sudah menjadi naluri manusia sehat menurutku dan tak terkecuali aku sendiri. Hal ini aku rasakan pada salah seorang dosen di salah satu matakuliah yang aku ambil. Untuk kali ke 5 aku bertatap muka di kelas dan kelima-limanya aku cukup puas dengan kinerja dosen yang satu ini.
“Adek, sini kosong ?”, tanya seorang kakak tingkat yang seketika membuyarkan lamunanku. “Kosong kak, silahkan”, jawabku singkat. Seperti lumrahnya adek kelas bersikap sama kakak kelas, aku berusaha memulai pembicaraan dan itu berhasil memcairkan suasana yang sempat kaku. Dari situ aku mulai mengenal satu per satu kakak tingkatku salah satunya kak Lilis.
Tiba saatnya pembagian lembar jawab hasil uji kompetensi pertama di semester pertama ini. Seakan tak bisa berkata-kata aku. Goresan tinta tegak diikuti dua bola-bola mungil terpampang di atas pojok kanan pada lembar kertas uji kopetensiku. Aku dan kak Lilis dipanggil secara khusus di beri soal pengayaan sama dosen.
“Kak nanti sore aku ke kos kakak ya, minta di ajarin soal pengayaan ini ”, pintaku. “Iya main aja, aku tunggu”. Kebetulan kak Lilis itu salah satu kakak tingkatku yang hebat dalam hal akademik maupun non-akademik. Dia ngulang matakuliah madas ini bukan karena dia kurang paham tapi dia absen sebanyak 8 kali karena sakit dan al hasil tidak bisa mengikuti ujian kompetensi dasar ke-4.
Setelah semalam aku bersih-bersih asrama, aku kembali terngiang sama perkataan dosen tadi di kampus. “Dek, meraih itu memang sulit, tapi lebih sulit mempertahankan”. Kata-kata itu yang ada dibenakku terakhir sebelum aku tertidur pulas. Paginya aku hendak mengumpulkan tugas pengayaanku. Dan sialnya kak Lilis tidak bisa menemaniku karena ada praktikum. “Aduhh,, kenapa aku deg-degan gini, nervous banget cuma pengen mengahadap dosen aja”, gumanku di depan pintu dosen. Tak biasanya aku setegang ini berhadapan sama dosen.
Aku terus berfikir kenapa aku senervous itu tadi, bahkan saat di nasihati aku hanya bisa menjawan “iya pak”. Sungguh hal yang takkuharapkan. Dari awal aku memang menaruh simpati sama dosen yang satu ini. Tapi nampaknya simpatiku tak wajar. Entahlah…
Saat aku mulai berusaha melupakan simpatiku yang cukup menggangu kuliahku. Saat aku berfikir masih terlalu jauh memikirkan hubungan serius. Dan saat aku berfikir mustahil antara mahasiswa dan dosen. Huhh… nampak sosok dosen itu di lapangan basket depan asramaku yang kebetulan beradapan dengan asrama mahasiswa putra. Aku mencoba berfikir positif, mungkin pak dosen sedang mengunjungi asrama putra untuk keperluan tertentu. Tapi logikaku tak sependapat dengan hatiku. Hatiku terus saja bertanya-tanya apa maksudnya pak dosen main basket sama mahasiswa yang lain di asrama. Dan nampaknya Tuhan tahu betapa penasarannya aku, sehingga langsung saja Dia Tuhan Yang Maha Mengetahui menuntunku untuk mengetahui bahwa ternyata dosenku seorang mahasiswa. Barulah dia berumur 20 tahun sudah lulus S1 dan langsung diangkat dosen di kampusku ditambah beasiswa S2 langsung. Woow bertambah simpati aku.
Nampaknya gerak gerikku selama ini cukup dicurigai oleh teman-teman sekelasku terutama Kapri teman satu SMA ku. Entahlah saat pak dosen berhalangan hadir mengisi kuliah mungkin sedang ada kuliah atau ada tugas lain aku tidak tahu, aku yang ditunjuk beliau untuk menggantikan. Sebuah penghormatan bagi aku, tapi tidak bagi teman-teman satu kelasku terutama Kapri . Mereka terasa ada yang ganjil dengandipilihnya aku sebagai pengganti pak dosen. Teman-teman memang tidak secara tersirat mengatakan demikian, namun aku bisa membaca aura-aura merekasecara tersurat mereka merasa asing dengan posisiku di meja dosen secara di kelas ada kakak yang lebih senior dan tidak kalah prestasinya dengan aku bahkan pasti lebih berpengalaman. “Adin, ciee jadi kepercayaan pak dosen”, kata Kapri tiba-tiba saja. “Ada yang baru nihh”, tambah kak Lilis. “ciee,,, haha”, tawa teman-teman satu kelas. Aku hanya bisa senyum, dan bersyukur Kapri dan Kak Lilis mengatakan demikian karena setidaknya memecahkan suasana kaku diantara aku dan teman-teman satu kelas. “Teman-teman nanti tugasnya ini dikumpulin ke saya maksimal ba’da dhuhur yaa, saya tunggu sampai jam satu di lobi”, kataku layaknya asisten dosen. Semenjak saat itu aku semakin sering mengemban tugas dari pak dosen bukan hanya di kelas saya sendiri bahkan di kelas lain tapi masih satu fakultas.
Saya sama pak dosen jugasering berpapasan di asrama jadi kami sudah lumayan akrab namun masih sebatas akrabnya mahasiswa dengan dosen. Berharap juga aku bisa akrab sama pak dosen layaknya adik tingkat sama kakak tingkat. Toh usia kita hanya terpaut pendek, hanya 2 tahun. Pantaslah berharap bisa panggil kakak dosen. “Kak Lilis…. hloh mau main kog tidak bilang-bilang ??”. tiba-tiba saja kak Lilis main ke asrama dan kami ngobrol-ngobrol gaje ( gak jelas ) layaknya remaja labil. “Adin,, di cariin tuh sama pak dosen, dapat”, tiba-tiba saja kak Lilis beralih topik pembicaraan yang tadinya gaje. “Ihhh apaan sih Kak,, kakak tuh di carin Kak Pandu”, jawabku dengan pipi yang lumayan merah bak ketumpahan cat merah. “Yee dibilangin ngeyel”, balas kak Lilis. Yang benar saja dari lantai atas nampak dengan jelas pak dosen melambaikan tangannya ke arah kamarku. Aku masih ragu dan membiarkan pak dosen mengulang lambaiannya untuk ke-3 kalinya. “Cepetan sana di panggil dosen, nanti kualat hlo”, dengan suara yang cukup membuatku lari dari hadapannya dan langsung turun ke tengah lapangan. Simpel saja pak dosen cuma nitip absensi kelas. Tuhan … aku pandai-pandai menyembunyikan harapanku untuk tidak sekedar memberikan absensi yang sudah di tanganku ini. Ternyata bukan harapan itu benar dan fakta , pak dosen juga memberikan kotak rapi yang dibungkus kertas kado warna pink ditemani pita bunga cantik di atasnya. “Tuhan,,,, inikah rasanya mencintai dan di cintai”, gumanku dalam hati. Aku hanya bisa bertanya “Apa ini pak?” dengan lidah kaku. “Buka sajasendiri, Oyaa…semangat kuliah nya ya kamu baru mulai perjuangan ini”, jawab pak dosen. “Iya pak, makasih”, jawabku singkat.
Singkat cerita aku sama kak Lilis membuka kotak pink pemberian dari pak Dosen. Lagi-lagi simpel dibuatnya oleh pak dosen. Secarik kertas bertuliskan :
Tunggu aku 2 tahun lagi adek, aku akan terbang ke Jepang memenuhi panggilan beasiswa dari universitas di sana. Jaga diri baik-baik dan fokus sama kuliah. Cepat lulus!!!

link kawan

Muzayyin : https://amuecangkreng.blogspot.com Rizal : https://belengsabe.blogspot.com Kholeq : https://Kholikmumfarisa.blogspot.com Wahed...